Demam Berdarah di NTT Tembus 1.155 Kasus

    Demam Berdarah di NTT Tembus 1.155 Kasus
    Ilustrasi DBD.net

    NTT - ​ Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur meningkat seiring musim penghujan yang terjadi sejak awal tahun 2022 ini dimana kenaikannya telah berada atau mencapai angka ribuan kasus.

    Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Erlina Salmun di Kupang, Rabu (16/02/2022).

    "Kasus DBD meningkat signifikan setelah musim hujan mulai melanda Provinsi NTT pada Januari 2022 lalu. Angka demam berdarah melonjak hingga menembus 1.155 kasus, " katanya.

    Meningkatnya kasus DBD tersebut, menurut Erlina, apabila tidak dikendalikan secara baik, maka tidak menutup kemungkinan menjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) bagi daerah yang terjangkit terutama daerah dengan kasus kematian cukup tinggi dimana data periode Januari - 13 Februari 2022, NTT tercatat ada delapan orang meninggal dunia akibat DBD ini.

    Dikutip indonesiasatu dari antaranews, 1.155 kasus di NTT itu persebarannya yakni, Kabupaten Manggarai Barat sebanyak 212 kasus, Kota Kupang sebanyak 208 kasus, Sikka sebanyak 156 kasus dan Sumba Barat Daya 104 kasus.

    Sementara itu delapan orang yang meninggal dunia akibat DBD dengan persebaran masing-masing Kabupaten Nagekeo satu orang , Sikka satu orang, Ngada tiga orang, Kota Kupang satu orang, Sumba Barat Daya satu orang, dan Sumba Tengah satu orang.

    Dia mengharapkan, semua pihak harus melakukan pencegahan dan pengendalian dengan berkoordinasi lintas sektor.

    "Juga perlu ada satgas penanganan DBD di setiap kabupaten/kota. Serta masyarakat gencar melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan membersihkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk seperti bak mandi dan lain-lain serta dengan 3M Plus, " kata Erlina.

    Dia juga mengatakan dalam mengantisipasi adanya gigitan nyamuk di luar rumah maka diharapkan pada masa pandemi COVID-19 tetap dilakukan pemantauan dan pembasmian jentik dan PSN serta ketersediaan sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan untuk penanganan DBD.

    DBD Di NTT
    Muhamad Yasin

    Muhamad Yasin

    Artikel Sebelumnya

    Kementerian PUPR Tetapkan Labuan Bajo sebagai...

    Artikel Berikutnya

    Peduli DBD, CV Mbay Indah Kerahkan Alat...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami